Dengan terjangkaunya akses untuk menikmati film porno dewasa ini, tak khayal lagi mulai banyak studi-studi yang mempelajari efek dari pornografi terhadap kejiwaan dan kehidupan seksual para penikmatnya. Menurut projectknown.com, terdapat sekitar 420 juta laman di internet yang dikhususkan untuk pornografi. Para peneliti dari Universitas Cambridge di Inggris juga telah mengemukakan temuan adanya adiksi terhadap pornografi yang hampir bisa disamakan dengan adiksi terhadap obat-obatan.
Berikut beberapa alasan mengapa berhenti menjadi penikmat setia pornografi baik untuk kita:
for 1. Menumbuhkan keinginan untuk tidak setia: 5a309eda96e4e"5a309eda96e4e"
Pornografi dapat menyebabkan kecenderungan seseorang untuk senantiasa mencari suasana baru dalam kehidupan seksualnya, salah satunya adalah dengan mencari pasangan baru. Untuk mereka yang sudah kecanduan akan pornografi, mereka cenderung memiliki hasrat yang berkurang terhadap pasangannya, dan untuk mendapatkan rangsangan lebih mereka kerap mencari pasangan lain untuk menemukan tantangan dan suasana baru. Jadi ketika agan memiliki pasangan tetap, lebih baik fokus ke pasangan kalian ketimbang menjadi penikmat pornografi.
for 2. Cenderung dikontrol oleh nafsu: 5a309eda96f5d"5a309eda96f5d"
Konsumsi pornografi yang berlebihan bisa mengakibatkan kejiwaan kita terganggu, terutama dalam hal kontrol pada nafsu seksual kita. Alih-alih kita yang mengontrol nafsu kita, pornografi justru bisa mengakibatkan nafsu yang mengontrol jalan pikiran para penikmatnya. Lihat saja bagaimana ide cerita pada film-film porno sekarang yang seolah begitu menggampangkan hubungan seksual seperti contohnya pengantar pizza atau pengantar surat yang bisa diajak. Hal tersebut bukan lah hal yang umum, akan tetapi karena pornografi seolah menggambarkan hal tersebut sebagai suatu yang normal, ketika penikmatnya dihadapkan dengan situasi yang sama mereka bisa berfantasi untuk menganggapnya sebagai sebuah hal yang berbau seksual.
for 3. Bisa memicu ejakulasi dini: 5a309eda970b7"5a309eda970b7"
Konsumsi porn pasti diimbangi dengan aktifitas seksual mandiri, istilah untuk masturbasi ya gan, bagi hampir semua penikmatnya. Terlalu sering melakukan aktifitas seksual secara mandiri diketahui dapat memicu ejakulasi dini. Selain itu karena fantasi pornografi yang terlalu liar, ketika dihadapkan dengan situasi seksual normal yang jauh dari kata liar, para penikmatnya tak akan merasakan rangsangan yang cukup untuk bergairah.
Salah satu studi juga menyatakan bahwa 60% dari orang yang berhenti dari kecanduan pornografi dan berhenti melakukan aktifitas seksual mandiri terlalu sering mengaku kehidupan seksual mereka menjadi lebih baik. Dan 67% dari mereka mengaku produktifitas mereka, dalam hal pekerjaan, juga menjadi lebih baik setelah mereka berhenti aktifitas tersebut terlalu sering.
for 4. Memicu budaya pelecehan seksual: 5a309eda971aa"5a309eda971aa"
Jika agan berpikir bahwa film porno tidak memiliki pengauh terhadap budaya pelecehan seksual, maka agan salah. Salah satu ahli psikologi ternama, Phillip Zimbardo, telah mengemukakan bahwa benar adanya pengaruh pornografi terhadap budaya pelecehan seksual yang dewasa ini sedang banyak dibicarakan, terutama selepas kasus Harvey Weinstein. Film porno masa kini juga memiliki kecenderungan untuk mempertontonkan hal-hal yang berbau kekerasan. Konsumsi film porno masa kini sudah jauh berubah dibandingkan masa lalu, mayoritas film porno yang laku di pasaran memiliki unsur-unsur pelecehan di dalamnya. Bahkan menurut survey yang dilakukan terhadap 1500 responden pria dewasa, 56% dari mereka mengatakan bahwa selera film porno mereka telah berkembang menjadi lebih ekstrim dan menyimpang.
for 5. Bikin gak percaya diri: 5a309eda972ac"5a309eda972ac"
Studi terbaru membuktikan bahwa banyak lelaki masa kini merasa kurang percaya diri dengan ukuran alat kelamin mereka. Sekitar 45% dari lelaki yang di surver melaporkan bahwa mereka menginginkan penambahan ukuran pada alat vital mereka. Hal ini juga dapat dikaitkan dengan bertumbuhnya industri pembesaran alat kelamin pria. Sebagai pembanding, bagi para wanita rata-rata sekitar 14% dari mereka yang merasa bahwa ukuran pasangannya kurang. Salah satu pemicu paradigma tentang ukuran alat kelamin pria juga ternyata dipengaruhi oleh konsumsi pornografi. Seperti kita ketahui, bintang film porno, untuk pemain pria-nya, memang diisi oleh mereka yang memiliki ukuran alat kelamin yang lebih dari rata-rata. Hal ini memicu pemikiran bahwa ukuran mereka lah yang normal, dan ukuran normal para pria merupakan ukuran dibawah rata-rata.
Grafik diatas juga menggambarkan bagaimana mereka yang lebih sering menikmati film porno cenderung memiliki tingkat ketidak puasan terhadap ukuran alat kelamin mereka (untuk para pria) dan ukuran pasangan mereka (untuk para wanita) ketimbang mereka yang tidak mengkonsumsi pornografi secara berlebihan.