Ketika kita kerasukan itu ada di dalam alam bawah sadar, mungkin kalian pernah melihat orang yang kerasukan ??
Kepercayan sebagian besar manusia akan keberadaan alam gaib dan roh telah berlangsung sejak lama, keyakinan ini juga dikuatkan lagi oleh berbagai budaya serta agama yang ada dan diwariskan secara turun temurun. Apakah dunia gaib benar adanya, atau hanya keyakinan manusia semata karena mewarisi kepercayaan masa lampau? Kesurupan merupakan salah satu bentuk argumentasi dari keberadaan dunia lain tersebut. Atau mungkin keyakinan terhadap dunia metafisika telah membentuk ruang tersendiri dalam psikologis manusia sehingga akhirnya fenomena tersebut benar-banar menjadi nyata bagi yang mempercayainya.
Kesurupan memiliki kemiripan dengan gejala Delusi dan Histeria. Orang yang sedang kesurupan, hampir tidak ada bedanya dengan penderita schizopherenia, mereka tidak sadar bahwa sedang mengalami delusi. Delusi sendiri dapat diartikan sebagai ekspresi kepercayaan yang bersifat ilusi yang dimunculkan dalam tingkah kehidupan nyata. Perkataan dan ekspresi yang dikeluarkan oleh penderita delusi terlihat begitu nyata, sehingga orang lain akan mempercayai dengan apa yang diucapkan oleh si penderita.
Gejala lainnya yang memiliki kemiripan antara kesurupan dan masalah psikologis adalah keperibadian ganda. Orang-orang yang kesurupan biasanya menampilkan pencitraan pribadi yang berbeda dengan kesehariannya. Seperti berbicara dengan suara yang berbeda, bertingkahlaku seperti orang lain, bahkan terkadang dijumpai kasus orang yang sedang kesurupan dapat berbicara dalam bahasa asing, padahal menurut kesaksian orang terdekat, dia tidak pernah belajar bahasa tersebut. Bukan hanya bertingkah seperti orang lain yang dapat menggunakan bahasa asing, kasus-kasus kesurupan juga biasa ditemukan si penderita yang bertingkah laku seperti hewan dan mahluk gaib seperti setan dan siluman.
Kasus kesurupan yang paling umum di jumpai adalah kerasukan setan, atau roh dari mahluk gaib. Dunia barat dan timur memiliki ciri dan penanganan yang berbeda dalam menindak-lajuti kasus kesurupan setan ini, tergantung dari mitos dan agama yang diyakini oleh masyarakat lokal tempat kejadian berlangsung.
Rata2 mereka yang kerasukan ini umumnya yang terjadi di Indonesia mereka seringkali berteriak teriak, menangis, tertawa sendirian, bahkan ada juga yang meronta ronta, menggeliat, tatapan tajam dan sebagainya.
Tapi tidak dengan seorang biarawati ini, Hal ini terjadi pada Suatu pagi di tahun 1676, dia terbangun dengan tinta di tangganya dan ada huruf misterius di depannya, ia mengatakan kepada saudara perempuannya bahwa dia telah dikuasai Setan dan memaksanya untuk menulis sebuah pesan di sebuah kertas.
Para biarawati mempercayainya, namun sayang beberapa birawati tersebut tidak bisa memahami arti dari kode yang tertulis itu. Banyak orang telah mencoba untuk memecahkan kode tersebut selama bertahun-tahun, namun tidak ada yang berhasil sampai detik ini.
Lalu, Sebuah tim di Pusat Ilmu Pengetahuan Ludum di Catania, Sisilia, menggunakan sebuah program yang mereka temukan di web gelap untuk memecahkan kode di surat tersebut.
Padahal beberapa ahli sudah menggunakan perangkat lunak dengan bahasa Yunani kuno, Arab, alfabet Runic dan Latin untuk mengacak beberapa huruf dan menunjukkan bahwa itu benar-benar tulisan iblis. Suster Maria menjadi sangat mahir dalam linguistik selama bertahun-tahun di biara tersebut, dan ilmuwan percaya bahwa surat tersebut sebenarnya ditulis dalam bahasa penemuannya sendiri atau sebuah tiruan dari alfabet yang telah dia ketahui sebelumnya.
Dengan menggunakan teori itu sebagai dasar, para tim memuat perangkat lunak dengan beberapa bahasa di antaranya: bahasa Latin kuno, bahasa Yunani kuno, bahasa Yunani modern dan bahkan bahasa Yazidi.
Dengan mengidentifikasi karakter dalam huruf yang mirip dengan alfabet yang diketahui oleh Suster Maria, para ilmuwan bisa mulai memahami kata-katanya tersebut sedikit demi sedikit. Kelompok tersebut menerjemahkan 15 baris surat dan menemukan bahwa ini membahas hubungan antara manusia, Tuhan dan Iblis.
Mereka mengatakan surat itu bertele-tele dan tidak sepenuhnya dengan mudah dipahami. Ini mendukung teori yang dipegang oleh ilmuwan modern bahwa, alih-alih 'dimiliki oleh setan'. Suster Maria ternyata menderita skizofrenia atau gangguan bipolar.
Skizofrenia dan bipolar adalah 2 jenis penyakit yang paling banyak dibahas jika dibandingkan dengan penyakit penyakit gangguan mental lainnya. Hal ini karena memang inti dari penyakit mental adalah terdapat pada penyakit skizofrenia dan bipolar ini. Kali ini saya akan memperlihatkan perbedaan perbedaan yang terdapat pada 2 penyakit ini.
Skizofrenia, dalam PPDGJ-III (Pedoman Penggolongan Diagnosa Gangguan Jiwa – III) masuk ke dalam kategori “Skizofrenia, Gangguan Skizotipikal dan Gangguan Waham”. Sementara dalam DSM-IV (Diagnostic And Statistical Manual – IV) masuk ke dalam kategori “Skizofrenia dan Gangguan Psikotik Lain”. Sementara itu, dalam PPDGJ-III, Bipolar masuk ke dalam kategori “Gangguan Suasana Perasaan (Mood [Afektif])”. Sementara dalam DSM-IV, Bipolar masuk ke dalam kategori “Gangguan Mood”. Dari klasifikasi ini sudah dapat terlihat perbedaan antara skizofrenia dan bipolar. Jika skizofrenia merupakan gangguan waham, sedangkan bipolar adalah gangguan suasana perasaan atau gangguan mood. Skizofrenia ditandai dengan adanya delusi atau waham dan halusinasi, sedangkan bipolar lebih kepada gangguan mood yaitu dari kondisi manik ke depresif, atau dari suasana yang sangat gembira menuju suasana yang depresif (sedih). Ciri ciri penderita skizofrenia adalah mereka sering mengalami delusi (sebuah keyakinan yang tidak sesuai dengan kenyataan) dan halusinasi. Delusi atau waham adalah suatu gangguan isi pikiran, sebuah keyakinan yang tidak sesuai dengan kenyataan, biasanya diwarnai oleh latar belakang kebudayaan. Sedangkan halusinasi adalah suatu persepsi sensorik yang salah tanpa adanya rangsangan dari luar yang sebenarnya. Mungkin terjadi karena gangguan emosi atau stres (reaksi histerik, deprivasi sensorik) atau psikosa fungsional.
Analisis dari kasus diatas berarti surat itu bukan dari setan tapi surat yang dibuat akibat dari kecerdasan seorang manusia, jadi intinya kerasukan oleh setan adalah hal yang mustahil bisa membuat sebuah surat.
Kepercayan sebagian besar manusia akan keberadaan alam gaib dan roh telah berlangsung sejak lama, keyakinan ini juga dikuatkan lagi oleh berbagai budaya serta agama yang ada dan diwariskan secara turun temurun. Apakah dunia gaib benar adanya, atau hanya keyakinan manusia semata karena mewarisi kepercayaan masa lampau? Kesurupan merupakan salah satu bentuk argumentasi dari keberadaan dunia lain tersebut. Atau mungkin keyakinan terhadap dunia metafisika telah membentuk ruang tersendiri dalam psikologis manusia sehingga akhirnya fenomena tersebut benar-banar menjadi nyata bagi yang mempercayainya.
Kesurupan memiliki kemiripan dengan gejala Delusi dan Histeria. Orang yang sedang kesurupan, hampir tidak ada bedanya dengan penderita schizopherenia, mereka tidak sadar bahwa sedang mengalami delusi. Delusi sendiri dapat diartikan sebagai ekspresi kepercayaan yang bersifat ilusi yang dimunculkan dalam tingkah kehidupan nyata. Perkataan dan ekspresi yang dikeluarkan oleh penderita delusi terlihat begitu nyata, sehingga orang lain akan mempercayai dengan apa yang diucapkan oleh si penderita.
Gejala lainnya yang memiliki kemiripan antara kesurupan dan masalah psikologis adalah keperibadian ganda. Orang-orang yang kesurupan biasanya menampilkan pencitraan pribadi yang berbeda dengan kesehariannya. Seperti berbicara dengan suara yang berbeda, bertingkahlaku seperti orang lain, bahkan terkadang dijumpai kasus orang yang sedang kesurupan dapat berbicara dalam bahasa asing, padahal menurut kesaksian orang terdekat, dia tidak pernah belajar bahasa tersebut. Bukan hanya bertingkah seperti orang lain yang dapat menggunakan bahasa asing, kasus-kasus kesurupan juga biasa ditemukan si penderita yang bertingkah laku seperti hewan dan mahluk gaib seperti setan dan siluman.
Kasus kesurupan yang paling umum di jumpai adalah kerasukan setan, atau roh dari mahluk gaib. Dunia barat dan timur memiliki ciri dan penanganan yang berbeda dalam menindak-lajuti kasus kesurupan setan ini, tergantung dari mitos dan agama yang diyakini oleh masyarakat lokal tempat kejadian berlangsung.
Rata2 mereka yang kerasukan ini umumnya yang terjadi di Indonesia mereka seringkali berteriak teriak, menangis, tertawa sendirian, bahkan ada juga yang meronta ronta, menggeliat, tatapan tajam dan sebagainya.
Tapi tidak dengan seorang biarawati ini, Hal ini terjadi pada Suatu pagi di tahun 1676, dia terbangun dengan tinta di tangganya dan ada huruf misterius di depannya, ia mengatakan kepada saudara perempuannya bahwa dia telah dikuasai Setan dan memaksanya untuk menulis sebuah pesan di sebuah kertas.
Para biarawati mempercayainya, namun sayang beberapa birawati tersebut tidak bisa memahami arti dari kode yang tertulis itu. Banyak orang telah mencoba untuk memecahkan kode tersebut selama bertahun-tahun, namun tidak ada yang berhasil sampai detik ini.
Lalu, Sebuah tim di Pusat Ilmu Pengetahuan Ludum di Catania, Sisilia, menggunakan sebuah program yang mereka temukan di web gelap untuk memecahkan kode di surat tersebut.
Padahal beberapa ahli sudah menggunakan perangkat lunak dengan bahasa Yunani kuno, Arab, alfabet Runic dan Latin untuk mengacak beberapa huruf dan menunjukkan bahwa itu benar-benar tulisan iblis. Suster Maria menjadi sangat mahir dalam linguistik selama bertahun-tahun di biara tersebut, dan ilmuwan percaya bahwa surat tersebut sebenarnya ditulis dalam bahasa penemuannya sendiri atau sebuah tiruan dari alfabet yang telah dia ketahui sebelumnya.
Dengan menggunakan teori itu sebagai dasar, para tim memuat perangkat lunak dengan beberapa bahasa di antaranya: bahasa Latin kuno, bahasa Yunani kuno, bahasa Yunani modern dan bahkan bahasa Yazidi.
Dengan mengidentifikasi karakter dalam huruf yang mirip dengan alfabet yang diketahui oleh Suster Maria, para ilmuwan bisa mulai memahami kata-katanya tersebut sedikit demi sedikit. Kelompok tersebut menerjemahkan 15 baris surat dan menemukan bahwa ini membahas hubungan antara manusia, Tuhan dan Iblis.
Mereka mengatakan surat itu bertele-tele dan tidak sepenuhnya dengan mudah dipahami. Ini mendukung teori yang dipegang oleh ilmuwan modern bahwa, alih-alih 'dimiliki oleh setan'. Suster Maria ternyata menderita skizofrenia atau gangguan bipolar.
Skizofrenia dan bipolar adalah 2 jenis penyakit yang paling banyak dibahas jika dibandingkan dengan penyakit penyakit gangguan mental lainnya. Hal ini karena memang inti dari penyakit mental adalah terdapat pada penyakit skizofrenia dan bipolar ini. Kali ini saya akan memperlihatkan perbedaan perbedaan yang terdapat pada 2 penyakit ini.
Skizofrenia, dalam PPDGJ-III (Pedoman Penggolongan Diagnosa Gangguan Jiwa – III) masuk ke dalam kategori “Skizofrenia, Gangguan Skizotipikal dan Gangguan Waham”. Sementara dalam DSM-IV (Diagnostic And Statistical Manual – IV) masuk ke dalam kategori “Skizofrenia dan Gangguan Psikotik Lain”. Sementara itu, dalam PPDGJ-III, Bipolar masuk ke dalam kategori “Gangguan Suasana Perasaan (Mood [Afektif])”. Sementara dalam DSM-IV, Bipolar masuk ke dalam kategori “Gangguan Mood”. Dari klasifikasi ini sudah dapat terlihat perbedaan antara skizofrenia dan bipolar. Jika skizofrenia merupakan gangguan waham, sedangkan bipolar adalah gangguan suasana perasaan atau gangguan mood. Skizofrenia ditandai dengan adanya delusi atau waham dan halusinasi, sedangkan bipolar lebih kepada gangguan mood yaitu dari kondisi manik ke depresif, atau dari suasana yang sangat gembira menuju suasana yang depresif (sedih). Ciri ciri penderita skizofrenia adalah mereka sering mengalami delusi (sebuah keyakinan yang tidak sesuai dengan kenyataan) dan halusinasi. Delusi atau waham adalah suatu gangguan isi pikiran, sebuah keyakinan yang tidak sesuai dengan kenyataan, biasanya diwarnai oleh latar belakang kebudayaan. Sedangkan halusinasi adalah suatu persepsi sensorik yang salah tanpa adanya rangsangan dari luar yang sebenarnya. Mungkin terjadi karena gangguan emosi atau stres (reaksi histerik, deprivasi sensorik) atau psikosa fungsional.
Analisis dari kasus diatas berarti surat itu bukan dari setan tapi surat yang dibuat akibat dari kecerdasan seorang manusia, jadi intinya kerasukan oleh setan adalah hal yang mustahil bisa membuat sebuah surat.