Hati-hati, operasi pembesaran penis bisa berakibat fatal


Hati-hati, operasi pembesaran penis bisa berakibat fatal
Ilustrasi

© Golubovystock /Shutterstock


Quote:Ada sebagian pria yang melakukan berbagai cara untuk meningkatkan kejantanan, mulai dari pengobatan alternatif sampai operasi. Tidak sedikit yang mengalami kegagalan, namun hal tersebut tidak membuat mereka mengurungkan niat.

Operasi pemanjangan dan pembesaran penis yang dilakukan seorang pria berkebangsaan Swedia berakhir fatal. Dia tewas saat dilakukan operasi.

Dikutip dari situs Kompas, pria sehat yang berusia 30 tahun ini merupakan salah satu dari 84.000 pria di seluruh dunia yang berambisi melakukan pembesaran penis.

Cara yang digunakan untuk meningkatkan ketebalan dan panjang alat kelamin adalah dengan proses transfer lemak dari perut untuk dipindahkan ke penis, yang disebut dengan operasi penoplasty.

Awalnya, dokter bedah plastik melakukan operasi pemanjangan dengan cara membuat sayatan untuk melonggarkan ligamen di dasar penis. Setelah proses itu, para dokter melakukan operasi pembesaran dengan cara menyuntikkan dua ons lemak yang berasal dari perut pasien itu sendiri.

Akan tetapi, saat proses itu berlangsung, terjadi hal yang tidak beres. Tiba-tiba detak jantung pria itu mengalami peningkatan, oksigen berkurang, tekanan darah turun, dan mengalami serangan jantung. Dokter segera melakukan CPR dan membawa pria itu ke instalasi gawat darurat, namun tidak berhasil menyelamatkan nyawanya.

Situs Forensic Sciences yang melaporkan hasil otopsi menemukan cairan lemak yang sedang diinjeksikan bocor dan masuk ke dalam pembuluh darah, hingga menyebar sampai paru-paru. Hal ini mengakibatkan terjadinya emboli paru-paru yang mengakibatkan pembuluh darah pecah.

Kesimpulan dari laporan Forensic Sciences menyebutkan bahwa hal ini merupakan kasus pertama. Prosedur yang menjelaskan operasi pembesaran penis ini tampak sederhana dan aman, dengan mentransfer lemak sendiri, ternyata menyebabkan kematian mendadak seorang pemuda yang sehat.

Laporan ini juga menyebutkan bahwa tindakan ini menjadi lebih berisiko karena menggabungkan dua operasi, yaitu pemanjangan dan pembesaran.

Sebenarnya, para ahli dari The Center for Reconstructive Urology sudah menyatakan bahwa operasi semacam ini berisiko mengakibatkan masalah yang serius. Di tempat ini, para dokter tidak melakukan operasi pembesaran penis, namun mengkhususkan diri dalam pengobatan komplikasi, termasuk pembengkakan penis dan rusaknya saluran kencing akibat operasi.

Dokter Tobias Kohler, seorang ahli urologi dari Mayo Clinic, mengatakan pada BuzzFeed bahwa prosedur pemanjangan dan pembesaran penis merupakan prosedur yang sama sekali tidak berguna, tidak pernah berhasil, bahkan dapat membuat orang cacat, bahkan dapat merenggut nyawa.

Dokter Kohler yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut menambahkan bahwa ada banyak konsekuensi yang mengerikan dari tindakan ini, seperti kerusakan penis hingga disfungsi ereksi permanen.

Sejak tahun 1994, American Urological Association telah memperingatkan pasien bahwa belum ada bukti yang aman dan manjur tentang operasi pembesaran penis.

Sebuah ulasan tentang operasi pemanjangan penis yang dipublikasikan di jurnal Translational Andrology and Urology (TAU) menyebutkan bahwa sebagian besar kaum pria yang berusaha memanjangkan penisnya sebenarnya telah memiliki ukuran panjang penis yang normal.

Akan tetapi selalu merasa penisnya kecil, kondisi yang dalam ilmu psikologi disebut dengan 'penile dysmorphophobia'. Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan pasien menderita kelainan dismorfik tubuh.

Para ahli menyebutkan dua prosedur yang dilakukan secara bersamaanlah yang menyebabkan kematian pria tersebut. Sayatan yang dilakukan pada dasar penis untuk melonggarkan ligamen di dasar penis, telah menyebabkan cairan lemak masuk ke dalam pembuluh darah, dan berlanjut hingga ke paru-paru.
LihatTutupKomentar