Menjadi anak perantauan atau jauh dari rumah memang ada suka dukanya. Apalagi menjelang bulan Ramadan, pasti kamu yang berada jauh dari rumah merasa rindu suasana berkumpul bersama keluarga tercinta di kala sahur dan berbuka puasa. Sukanya mungkin kamu bisa bebas pulang kapan saja dan mau keluar kapan saja dari kosan tanpa ada yang melarang. Dukanya, kamu harus menyiapkan segala keperluan sendiri tanpa ada yang membantu kayaknya di rumah. Selain itu, masih ada hal-hal lain yang hanya bisa dirasakan anak kos saat bulan Ramadan tiba. Apa saja ya? Berikut 7 suka dan duka anak kos di saat bulan Ramadan.
Spoiler for Sering gak sahur karena bangun kesiangan:
Hampir semua anak kos pasti pernah ngalamin hal ini. Kebablasan sahur memang menjadi problematika anak kos yang sulit untuk dihilangkan. Karena jam tidur mereka yang tidak teratur dan sering yang namanya begadang, membuat para anak kos telat untuk bangun sahur. Terkadang, alarm pun tidak banyak membantu. Karena teriakan ibu di rumah lebih ampuh ketimbang alarm. Biasanya untuk anak kos yang gak sahur karena kesiangan akan menghabiskan waktunya dengan tidur sampai beduk magrib tiba.
Spoiler for Ketika sahur, bingung mau makan apa:
Mungkin hal inilah yang selalu menjadi persoalan anak kos ketika sahur. Jika biasanya di rumah makanan sudah selalu tersedia ketika sahur, maka berbeda jika di kosan. Setelah berjuang melawan rasa kantuk sendirian, maka kesulitan selanjutnya adalah bingung mau sahur sama apa. Gak jarang juga ketika sedang mikir mau makan apa, anak kos ketiduran dan ujung-ujungnya gak sahur.
Spoiler for Mie instan selalu menjadi makanan pamungkas di kala sahur:
Entah apa jadinya jika di dunia ini tak ada yang namanya mie instan. Kelompok yang sangat terbantu dengan kehadiran mie instan adalah para anak rantau. Baik ketika bulan puasa atau tidak, mie instan sangat berperan penting dalam kelangsungan hidup anak kosan. Mie instan pun selalu menjadi pilihan favorit di kala anak kos bingung mau sahur dengan apa. Kira-kira kamu abis berapa bungkus mie saat bulan Ramadan?
Spoiler for Lebih sering sahur bareng teman-teman kosan:
Ini menjadi salah satu serunya menjadi anak kos, yaitu sahur bersama dengan teman-teman kosan. Jika di rumah hanya bisa berkumpul bersama keluarga, berbeda dengan anak kos. Walaupun makannya tak senikmat di rumah, namun saat sahur bersama teman-teman kos, sahurpun jadi terasa lebih nikmat dan hangat.
Spoiler for Belajar hidup lebih hemat:
Karena tak bisa makan seenaknya secara gratis seperti di rumah, maka mau tak mau anak kos harus belajar menghemat agar uang bulanan bisa mencukupi kebutuhan selama satu bulan. Kalau biasanya bisa makan ayam tiap harinya, di kos kamu hanya bisa makan ayam ketika awal bulan saja, selebihnya mie instan kembali menjadi andalan santapan anak kos.
Spoiler for Suasana kekeluargaan terjalin antara teman-teman kos:
Jauh dari keluarga, bukan berarti berbuka dan sahur harus selalu sendirian. Mengingat tak hanya kamu yang menjadi anak rantau, melainkan teman-teman kos juga merupakan anak rantauan yang sama-sama berjuang hidup di kota orang. Maka rasa kekeluargaan pun didapat saat kamu sedang berkumpul bersama dengan teman-teman kosan. Walaupun tak senikmat berkumpul bersama keluarga, namun setidaknya anak kos masih bisa berbincang-bincang dan berkumpul bersama.
Spoiler for Lebih bersemangat ketika menjelang lebaran:
Tak ada hal yang dinginkan anak kos selain bisa pulang ke rumah dan kumpul bersama keluarga tercinta. Maka ketika menjelang akhir-akhir bulan Ramadan, para anak rantau akan lebih bersemangat menjalani hidup. Pasalnya mereka sudah membayangkan bisa pulang dan lebaran di rumah bersama keluarga.
Itulah 7 suka duka anak kos di saat bulan Ramadan. Mungkin terasa sedih jika melihat anak perantauan yang hidup dan menyiapkan segala sesuatu serba sendiri. Namun, hal ini tentunya bisa menjadikan anak-anak rantau lebih mandiri dan terbiasa dengan hidup hemat. Hal yang paling dinantikan anak rantau tak lain dan tak bukan adalah mudik ke kampung halaman dan kumpul bersama keluarga.