Melihat gairah seksual dan potensi berselingkuh seseorang melalui bentuk wajah

Penasaran bentuk wajah kayak apa yang punya libido tinggi dan berpotensi buat selingkuh? kuy di scroll ke bawah buat infonya


Melihat gairah seksual dan potensi berselingkuh seseorang melalui bentuk wajah
Ilustrasi
© Vladimir Gjorgiev /Shutterstock



Shakespeare bilang, mata adalah jendela jiwa. Kini ilmuwan mengungkap fakta bahwa bentuk wajah juga dapat menyingkap dorongan seksual seseorang serta seberapa besar kemungkinan mereka berselingkuh.

Temuan para peneliti yang dipublikasikan dalam Archives of Sexual Behavior ini menyebutkan bahwa baik laki-laki maupun perempuan dengan bentuk wajah lebih pendek dan lebih lebar cenderung lebih termotivasi secara seksual, artinya mereka punya libido yang lebih tinggi.

Lebih dari itu, penelitian ini juga mengungkap fakta bahwa laki-laki dengan bentuk wajah kotak--dihitung dengan rasio lebar wajah terhadap tinggi wajah atau FWHR--tak sekadar punya dorongan seksual lebih kuat. Mereka lebih terbuka terhadap hubungan seksual kasual tanpa komitmen, karenanya punya kecenderungan lebih besar untuk berselingkuh.

"Secara keseluruhan, temuan ini menunjukkan bahwa karakteristik wajah dapat mengungkap informasi penting tentang motivasi seksual manusia," jelas Steve Arnocky, penulis utama riset dalam sebuah pernyataan.

Sebelumnya, Arnocky dan rekan-rekan sudah tahu bahwa dimensi wajah seseorang berhubungan dengan sifat psikologis dan perilaku tertentu. Sebagai contoh, riset pada 2014 yang dipublikasikan dalam Psychological Science.

Hasilnya menyebutkan, dalam waktu tiga menit bertatap muka saat kencan kilat, perempuan menilai laki-laki berwajah lebih lebar cenderung lebih dominan dan menarik. Bagi perempuan, laki-laki dengan skor FWHR lebih tinggi dinilai lebih potensial dalam hal romantis. Namun, hanya untuk hubungan singkat.

Hasil riset inilah yang kemudian memicu Arnocky dan tim untuk menyelisik, apakah FWHR dapat memprediksi dorongan seksual baik bagi kaum Adam pun Hawa.




Lewat dua studi terpisah, Arnocky yang seorang psikolog yang fokus pada seks dan perilaku manusia meneliti korelasi antara seksualitas dan fitur-fitur yang terdapat pada wajah seseorang.

Dalam studi pertama, 145 sarjana perempuan dan laki-laki diberi pertanyaan seputar perilaku interpersonal dan dorongan seksual. Misal, "Seberapa sering Anda mengalami hasrat seksual?" dan "Seberapa sering Anda mencapai orgasme dalam satu bulan?" Selain itu, FWHR mereka juga diukur menggunakan foto.

Lewat studi kedua, perpanjangan dari studi pertama, 314 mahasiswa menjawab pertanyaan tambahan seputar orientasi sosioseksual. Misal sikap terhadap hubungan seksual kasual dan niat berselingkuh. Selain diberi pertanyaan, foto partisipan juga diambil untuk menentukan skor FWHR.

Sosioseksualitas adalah skala yang meliputi keterbatasan (merasa tidak nyaman dengan seks bebas) hingga tidak terbatas (merasa seks bebas adalah hal biasa).

Menurut laporan riset mereka, FWHR secara signifikan berkorelasi dengan dorongan seksual. Hanya dengan mengetahui skor FWHR seseorang, para periset dapat memprediksi apa yang dilaporkan orang tersebut tentang dorongan seksual mereka. Hubungan ini berlaku untuk kedua jenis kelamin.

Namun, perlu dicatat bahwa hasil studi kedua menunjukkan bahwa hanya laki-laki dengan skor FWHR lebih tinggi lah yang punya kecenderungan untuk lebih menikmati atau merasa nyaman melakukan seks bebas dan lebih cenderung mempertimbangkan berselingkuh dari pasangan mereka.

Secara keseluruhan, laki-laki menunjukkan preferensi yang lebih besar terhadap seks bebas dan perselingkuhan dibandingkan perempuan.

Periset percaya bahwa perilaku terkait FWHR ini dapat dijelaskan oleh hormon seksual, khususnya testosteron. Sebab, motif dan perilaku seksual laki-laki dan perempuan sebagian dimodulasi oleh testosteron. Selama pubertas, testosteron dikaitkan dengan motif dan perilaku seksual laki-laki dan perempuan di kemudian hari.

Sebagai contoh, studi pada 2011 yang dipublikasikan dalam Hormones and Behavior menemukan bahwa, baik laki-laki maupun perempuan berpasangan yang melaporkan punya hasrat hubungan seksual kasual lebih besar, memiliki kadar testosteron yang sebanding dengan mereka yang tak punya pasangan.

Untuk tambahan informasi, laki-laki dan perempuan lajang diketahui memiliki kadar testosteron lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang sudah berpasangan.

Penelitian Arnocky dan tim ini dapat memicu penelitian lebih lanjut tentang apakah efek FWHR dapat dideteksi pada masa remaja, juga apakah efeknya akan tetap selama masa dewasa.

Jika ternyata korelasi ini berlanjut sampai masa dewasa di kemudian hari, hubungan ini dapat memberi pengetahuan tambahan tentang hubungan jangka panjang dua orang dewasa di usia yang lebih matang.